Selasa

Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis Online - Kontes SEO

Yak, "Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis Online" adalah keyword yang ditargetkan untuk kontes perseoaan ini, di mulai sejak tanggal 21 agustus kemarin sampai 21/11/2010 mendatang. So yang tertarik mau ikut partisipasi dalam Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis Online ini, maka untuk informasi selengkapnya silahkan langsung menuju link berikut: Info Kontes SEO Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis Online

Info Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis OnlineSaya sendiri dengan memposting artikel disini tidak ikut dalam k0ntes Pasang Iklan Gratis. Sebagai Awal Mulai Bisnis Online ini, cuma mendukung serta ikut memeriahkan saja sambil mengasah teknik SEO terbaik yang bernama jurus SEO kentut, hehe.. Saya senang kalau ada yang bikin seo-contest, karena jadi ada ide buat melakukan update posting di blog-blog saya.

Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis Online, bisa diartikan sebagai gagasan untuk para pemula dalam dunia bisnis internet supaya memanfaatkan fasilitas iklan gratis sehingga memperkecil resiko kerugian, tepatkah gagasan itu? bahwa mesti memanfaatkan iklan gratis jika mau memulai bisnis online? , Jawabanya, tentu tergantung kondisi sipelaku bisnis online, terutama jika tidak punya cukup uang untuk memasang iklan berbayar, karena biar bagaimana uang berbicara lebih nyaring dalam tanda kutip.

Iklan gratis yang ada saat ini khususnya di Indonesia sudah sangat bejibun banyaknya, maka sebaiknya untuk keperluan awal memulai bisnis online tidak terlalu menggantungkan pada dunia iklan gratis ini, bahkan iklan ppc berbayar pun sudah sangat berat persaingannya, bayangkan pada sebuah blog saya yang memiliki traffic ribuan perhari tapi hanya mendapatkan 2-3 klik saja dari iklan ppc lokal. Maka akan lebih baik jika lebih difokuskan pada pengembangan network serta aspek-aspek SEO, dan masalah pemasangan iklan hanya sebagai alternative saja.

Ok, selamat berkompetisi ntuk rekan-rekan yang mau ikutan memeriahkan "Pasang Iklan Gratis Sebagai Awal Mulai Bisnis Online"

Sabtu

Pakaian militer dari rami, kenapa tidak digunakan

Ternyata selain telah mampu membuat pesawat terbang tanpa awak atau UAV, ternyata Putra Bangsa Ini juga telah mampu menciptakan peralatan militer secara mandiri. Salah satunya yang paling sederhana adalah membuat pakaian tentara dari rami, pengganti kapas.

Selama ini Indonesia selalu mengimpor kapas sebagai bahan baku kain. Namun, Balitbang TNI menemukan tanaman rami, yang tumbuh di dataran tinggi mempunyai kualitas lebih baik dari kapas. Rami ini seratnya lebih halus dari kapas, lebih nyaman dipakai, lebih kuat, dan membuat suhu tubuh tetap rendah jadi tentara tidak kepanasan..

Pakaian ini telah diteliti dari tahun 2004 sampai 2007. Namun, ternyata Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih enggan untuk menggunakan karya anak bangsa ini. Menurut Achmad, sejak dipasarkan tahun 2007, Pemerintah belum melirik pakaian ini, justru mereka mendapatkan pesanan tetap dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Persoalan yang muncul kemudian seperti yang di tegaskan oleh peneliti Balitbang TNI ini adalah pemerintah tidak memiliki goodwill untuk memberdayakan putra bangsa. Bahkan menurut Achmad Joing salah satu peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) TNI , Pemerintah belum menggunkan pakaian ini walaupun harganya murah serta kualitasnya tinggi, malahan yang beli ini adalah NATO dengan orderan tiap tahun sebanyak 30.000 setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu) Selain pakaian, putra Indonesia juga sudah mampu membuat laras untuk senjata api, baik laras pendek maupun laras panjang. Pesawat pengintai tanpa awak, alat komunikasi militer, panser militer, kapal patroli, sampai rompi antipeluru juga telah diciptakan dari tangan-tangan generasi muda Indonesia. Semua karya-karya tersebut terbukti lebih baik dan lebih murah.

Selain dari tidak mau menggunakan baju tentara dari rami karya putra bangsa sendiri yang cenderung menginpor pakaian tentara dari Luar negeri, pemerintah juga tetap membeli senjata Laras dari Belgia, padahal Indonesia sudah bisa membuat senjata laras sendiri yang lebih baik dan lebih murah, ini semua hanya karena tidak adanya goodwill dari pemerintah.

Ini merupakan fakta dan salah satu bukti lagi bahwa memang negeri ini berbudaya konsumtif dan masih jauh untuk mandiri secara ekonomi . Entah apa yang ada dibalik semua ini, mungkin karena ada kepentingan yang berorientasi komersil sehingga produk bangsa yang lebih bagus malah diabaikan.

Sumber referensi : wikimpia.wordpress.com

Senin

Desas-desus rencana pembangunan gedung DPR yang memakan banyak biaya

badut di gedung dpr senayan
Saya katakan desas-desus, karena memang baru tahap rencana yang belum direalisasikan, tentang pengeluaran dana besar untuk keperluan pembangunan gedung DPR RI.

Membangun gedung pemerintahanyang bagus dan mewah memang bisa dibilang wajar dan bagus, siapa yang tak senang punya peerintahan yang gedung perkantorannya bagus-bagus, apalagi The Parliament Building (gedung DPR) yang mengandung makna simbolis kenegaraan. Akan tetapi, jika dilihat dari kacamata sosial, betapa masih banyak aspek-aspek penting seperti bangunan-bangunan sekolah yang tak layak dan berbagai ketimpangan sejenis, maka mengapa tidak untuk mengalokasikan dana tersebut kepada intensitas kebutuhan bangsa yang lebih vital, bukankah ceritanya DPR adalah wakil-wakil rakyat yang seyogyanya memang peduli pada kesejahteraan rakyat.

Rumah Aspirasi
Entah apa yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini. DPR membuat publik tersentak dengan kembali menyodorkan program baru untuk membangun Rumah Aspirasi. Jika usulan program ini disetujui maka tiap anggota akan menerima dana Rp 200 juta.

Uang Rp 200 juta ini digunakan untuk menyewa kantor di daerah pemilihan masing-masing anggota DPR terpilih, menggaji staf, dan ongkos operasional selama setahun. Jika dikalikan dengan seluruh anggota DPR yang berjumlah 560 anggota Dewan, maka dana yang dibutuhkan adalah Rp 112 miliar, sebuah angka yang tidak kecil.

Lalu apa sebenarnya Rumah Aspirasi ini? Menurut Pius Lustrilanang, Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) pendirian rumah aspirasi ini bertujuan agar rakyat di daerah bisa menyampaikan langsung aspirasi ke wakilnya.

Rumah aspirasi akan berbentuk gedung permanen seperti kantor, tetapi bukan membangun rumah baru. Rencananya akan disediakan budget sekitar RP 200 juta per anggota per tahun untuk sewa kantor, menggaji staf dan operasional rumah aspirasi selama setahun.

Programnya memang bagus, namun apakah setara dengan dana yang dianggarkan? bukankah ini pemborosan?

Program ini tentu saja menuai pro dan kontra, baik di dalam anggota DPR sendiri maupun dalam masayarakat. Budiman Sujatmoko adalah salah satu anggota Dewan yang tidak menyetujui hal ini.

Menurut nggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, anggota Dewan tidak memerlukan pos anggaran baru dan dana tambahan untuk rumah aspirasi.

Budiman sendiri mengaku mempunyai rumah aspirasi di Purwokerto, setiap bulan dia menyisihakn pendapatan dia dari menjadi anggota DPR (sekitar Rp 65 juta perbulan) untuk biaya operasional.

“Setiap bulan saya menyisihkan Rp 20 juta dari pendapatan saya sebagai anggota Dewan untuk operasional,” katanya Minggu (01/08) kemarin.

Tak hanya Budiman yang tak setuju, Ketua Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang pun menyatakan usulan pos anggaran baru Rp 200 juta per anggota Dewan itu tak diperlukan. Dana tambahan program tersebut dinilianya hanya sebuah pemborosan saja.

Rencana membangun gedung DPR yang baru
Rencana anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membangun gedung DPR yang baru yang menelan dana hingga Rp 1,8 triliun menuai pro dan kontra. Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), anggaran sebesar itu setara dengan membangun 12 ribu sekolah baru.

“Satu gedung DPR Rp 1,8 triliun sama dengan 12 ribu gedung sekolah baru,” kata Febri Handri, peneliti ICW dalam keterangannya hari ini (05/10).

Febri mneghimbau kepada para anggota DPR untuk lebih memperhatikan kualitas gedung-gedung sekolah yang sekarang banyak yang rusak dan roboh.

Rencananya ICW akan mendatangi gedung DPR untuk mempertanyakan masalah pembangunan gedung baru ini. ICW juga melampirkan bukti berupa foto-foto sekolah yang hampir roboh sebagai simbol penolakan pembangunan gedung baru.

DPR berencana mengajukan anggaran kepada Pemerintah untuk membangun gedung baru karena saat ini jumlah penghuni di Gedung Nusantara I sudah melebihi kapasitas yang seharusnya. Selain itu ada juga yang beralasan gedung itu sudah miring.
Sumber kutipan: http://kampungtki.com