Sabtu

Pakaian militer dari rami, kenapa tidak digunakan

Ternyata selain telah mampu membuat pesawat terbang tanpa awak atau UAV, ternyata Putra Bangsa Ini juga telah mampu menciptakan peralatan militer secara mandiri. Salah satunya yang paling sederhana adalah membuat pakaian tentara dari rami, pengganti kapas.

Selama ini Indonesia selalu mengimpor kapas sebagai bahan baku kain. Namun, Balitbang TNI menemukan tanaman rami, yang tumbuh di dataran tinggi mempunyai kualitas lebih baik dari kapas. Rami ini seratnya lebih halus dari kapas, lebih nyaman dipakai, lebih kuat, dan membuat suhu tubuh tetap rendah jadi tentara tidak kepanasan..

Pakaian ini telah diteliti dari tahun 2004 sampai 2007. Namun, ternyata Pemerintah Indonesia sampai saat ini masih enggan untuk menggunakan karya anak bangsa ini. Menurut Achmad, sejak dipasarkan tahun 2007, Pemerintah belum melirik pakaian ini, justru mereka mendapatkan pesanan tetap dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Persoalan yang muncul kemudian seperti yang di tegaskan oleh peneliti Balitbang TNI ini adalah pemerintah tidak memiliki goodwill untuk memberdayakan putra bangsa. Bahkan menurut Achmad Joing salah satu peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) TNI , Pemerintah belum menggunkan pakaian ini walaupun harganya murah serta kualitasnya tinggi, malahan yang beli ini adalah NATO dengan orderan tiap tahun sebanyak 30.000 setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu) Selain pakaian, putra Indonesia juga sudah mampu membuat laras untuk senjata api, baik laras pendek maupun laras panjang. Pesawat pengintai tanpa awak, alat komunikasi militer, panser militer, kapal patroli, sampai rompi antipeluru juga telah diciptakan dari tangan-tangan generasi muda Indonesia. Semua karya-karya tersebut terbukti lebih baik dan lebih murah.

Selain dari tidak mau menggunakan baju tentara dari rami karya putra bangsa sendiri yang cenderung menginpor pakaian tentara dari Luar negeri, pemerintah juga tetap membeli senjata Laras dari Belgia, padahal Indonesia sudah bisa membuat senjata laras sendiri yang lebih baik dan lebih murah, ini semua hanya karena tidak adanya goodwill dari pemerintah.

Ini merupakan fakta dan salah satu bukti lagi bahwa memang negeri ini berbudaya konsumtif dan masih jauh untuk mandiri secara ekonomi . Entah apa yang ada dibalik semua ini, mungkin karena ada kepentingan yang berorientasi komersil sehingga produk bangsa yang lebih bagus malah diabaikan.

Sumber referensi : wikimpia.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar