Minggu

Negeri Kolam Susu Indonesia ku

gadis dayak girlSejenak teringat waktu masih sekolah SD, ketika bapak dan ibu guru sering mengatakan bahwa "Indonesia adalah ngeara kaya, gemah ripah loh jinawi" . Dan ketika kami rame-rame di kelas menyanyikan lagu Kolam Susu ciptaan Pak Dhe Koes Plus.

Kolam Susu [Koes Plus]

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jalan cukup menghidupimu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu


Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupmu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu


Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkah kayu dan batu jadi tanaman

Negeri Indonesia sebagai negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa (biasa di sebut negeri Zamrud Khatulistiwa), atau kiasan sebagai Negara kolam susu dimana tongkat dan kayu bisa menjadi tanaman, atau negeri yang luas dengan lautannya karena nenek moyangnya adalah seorang pelaut.

Kiasan atau sebutan itu melukiskan betapa kayanya Negara yang bernama INDONESIA. Kondisi geografispun amat mendukung. Luas wilayah daratan mencapai 1.904.569 M2, lautan 3.288.683 M2, yang terbagi atas 6 pulau besar dan 17.500 pulau kecil, panjang pantai 80.000 km, 370 suku bangsa dan jumlah populasi sebesar 218.886.791 jiwa. Kondisi ini menunjukkan betapa luar biasanya Indonesia.

Belum lagi Indonesia tercatat sebagai 10 besar penghasil sumber daya alam terbesar di dunia, memiliki 325.350 jenis fauna dan flora, daerah strategis di antara 4 benua dan 2 samudera, pasar nomor 4 terbesar di dunia, pantai terpanjang nomor 2 di dunia serta memiliki potensi pariwisata terbesar di dunia. Sehingga julukan INDONESIA sebagai Mega Marine Biodiversity-pun melekat.

Data terakhir menyebutkan, Indonesia memiliki potensi besar di bidang-bidang seperti;

  1. Minyak dan Pertambangan:Penghasil Timah terbesar 2 dunia; Penghasil Batu Bara terbesar 9 dunia; Penghasil Tembaga terbesar 3 dunia; Penghasil Minyak Bumi terbesar 11 dunia; Penghasil Natural Gas terbesar 6 dunia; LNG terbesar1 dunia; Penghasil Emas terbesar 8 dunia; Penghasil Aspal; Bauxit; Nikel; Granit; Perak; Uranium; Marmer; dan lainnya.
  2. Pertanian dan Perkebunan: Penghasil Biji-bijian terbesar 6 dunia; Penghasil Teh terbesar 6 dunia; Penghasil Kopi terbesar 4 dunia; Penghasil Cokelat terbesar 3 dunia; Penghasil Minyak Sawit (CPO) terbesar 2 dunia; Penghasil Lada putih terbesar 1 dunia; Penghasil lada hitam terbesar 2 dunia; Penghasil Puli dari buah Pala terbesar 1 dunia; Penghasil Karet Alam terbesar 2 dunia; Karet Sintetik terbesar 4 dunia; Penghasil Kayu Lapis terbesar 1 dunia; dan Penghasil ikan terbesar 6 dunia.
  3. Bidang Kehutanan: Nilai Jasa Lingkungan dari pencegahan erosi dan serapan Co2 total nilai Rp 1.548 Triliyun/tahun; Pendapatan dan Investasi (Hutan rapat, kayu hutan rakyat, omset industri hutan, kayu bakar pengganti BBM serta industri baru kebun energi) sebesar Rp 23,5 triliyun/tahun.

Sisi lain, Indonesia, Brazilia, Afrika Tengah adalah wilayah pembentuk awan paling aktif dan gadis bugissebagai pusat iklim global/Makro. Bahkan, Indonesia lebih dari Brazilia atau Afrika Tengah, karena memiliki kondisi laut luas dan dangkal, serta matahari berlimpah, sehingga konveksi air laut lebih aktif. Sisi lain, wilayah kepulauan Indonesia dan Hutan Amazon di Amerika Latin adalah paru-paru dunia. mampu menyerap Gas Carbondioksida (Co2) sampai 2,5 Kg permeter pertahun. Posisi Indonesia yang sangat berperan mempengaruhi iklim global/makro. Seharusnya, memiliki posisi tawar yang sangat tinggi.

Ironisnya, INDONESIA masuk kategori NEGARA KAYA namun masyarakatnya MISKIN

Tercatat, sebesar 39,1 juta, jumlah penduduk hampir miskin 28,6 juta, jumlah pengangguran 11,1 juta dan setengah pengangguran 29,4 juta (total 40,5 juta atau 38 % dari angkatan kerja yang 107 juta atau 18,5 % dari jumlah penduduk Indonesia). Fakta lain menunjukkan dalam kurun waktu dua tahun terakhir terdapat peningkatan jumlah penderita gizi buruk (data tahun 2006 sebesar 2,3 juta atau setara 28 persen dari jumlah balita Indonesia dan 10 persen berakhir dengan kematian).

Hal yang tidak kalah menyedihkan, adalah semakin tergantungnya negara terhadap utang. Posisi utang luar negeri Indonesia tahun 2008 sebesar 155,29 milyar dollar AS, yang terdiri atas pinjaman yang diperoleh dengan perjanjian utang senilai 64,34 milyar dollar AS dan penerbitan obligasi negara sebesar 90,95 milyar dollar AS. Di penghujung tahun 2008 ini, posisi utang luar negeri Indonesia telah pula membengkak menjadi 86,095 milyar US Dollar (sumber; Bank Indonesia-November 2008). Hal ini terjadi sebagai akibat krisis ekonomi global yang mendorong merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sudah tentu kondisi ini semakin menyulitkan Indonesia untuk lepas dari lilitan utang yang ada.

Astaga ternyata sungguh ironis, nasib negara yang dianugerahi Tuhan kekayaan alam yang demikian melimpah, tetapi rakyatnya hidup dalam belenggu kemiskinan dan keterpurukan.

APA YANG TERJADI DENGAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar